Total Pageviews

Tuesday 8 April 2014

Cerita Ayahanda Sakit: 2 Ingat Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

Masih ingat dengan lagu yang didendangkan oleh nasyid asal malaysia, Raihan, yang syairnya begini;

Ingat lima perkara sebelum lima perkara;
sehat sebelum sakit
muda sebelum tua
kaya sebelum miskin
lapang sebelum sempit
hidup sebelum mati

Sarat makna sekali. Ingat bahwa manusia itu selalu dalam kerugian, bahkan Allah bersumpah dengan menggunakan waktu, Wal'asr. Demi waktu, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran.

Karena ayahanda sedang sakit, saya ingin memaknainya sebagai pengingat bahwa suatu saat mungkin saya yang akan diuji dengan suatu penyakit.

Sehat itu sangat mahal, karena sakit itu lebih mahal lagi. Mahal bukan hanya sebatas materi, bahwa akan ada masa yang terbuang karena sakit, masa berharga dengan keluarga misalnya. Meski tidak ada yang percuma yang Allah berikan kepada kita, bukankah dengan sakit juga Allah hendak menggugurkan dosa-dosa kita.

"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allaah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya" HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571.

Namun tidaklah pula karena Allah menguji kita dengan sakit akan mengugurkan dosa-dosa kita berlepas diri dari ikhtiar, bukankah Allah menurunkan penyakit beserta obatnya? HR. Bukhari no. 5678, tentu saja ikhtiar itu harus dengan cara yang diridhoi Allah, tidak menyekutukannya dan tidak haram.

Hadits-hadits tadi banyak saya jumpai di dinding-dinding rumah sakit tempat ayah dirawat. Sebagai penguatan akan hari-hari berat yang dilewati oleh ayahanda. Bahwa Allah membersamai beliau dalam rasa sakitnya, tentu dengan kesabaran dan keikhlasan, keyakinan akan kesembuhan. Karena tidak bisa dipungkiri semangatnya mulai terkikis setelah 3 minggu ini sakit. Karena selama hidupnya, ayahanda adalah lelaki kuat, sakitnya "hanya" darah tinggi yang sesekali bikin pusing atau batuk. Dan itu semua bisa sembuh keluhannya dalam hitungan hari jari tangan sebelah.

Ikhtiar berobat ke dokter, mulai dari merelakan tangannya ditusuk berkali-kali oleh jarum infus dan jarum suntik padahal sebelumnya ayahanda akan dengan sigap melompat begitu mendengar kata jarum. Tinggal saat ini pasrah berdoa, meminta kepda yang Maha Menyembuhkan, " Dan apabila aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku" QS Asy-syu'araa:80 Iya, Allah yang menyembuhkan, dokter hanya perantara.

Semoga semangat ayahanda untuk sehat kembali terus meningkat, semoga setiap tulisan di dinding rumah sakit sebagai pengingat bahwa ayahanda adalah orang yang dipilih Allah agar setiap dosanya dihapuskan. Semoga kami tetap sehat agar dapat merawat ayahanda dan tidak berkurang sabarnya dengan setiap keluhan-keluhan ayahanda.

No comments:

Post a Comment