Total Pageviews

Wednesday 2 April 2014

Kapan Anak Diperkenalkan Ke Dokter Gigi?

Gadis mungil ummi sudah tumbuh gigi 2, gigi seri bawah terlebih dahulu sekarang baru keluar gigi seri atas. Sebagai ummi yang berusaha jadi yang terbaik, mulailah mencari apa yang mesti dilakukan agar kesehatan gigi anak kesayangan ini tetap tumbuh dengan baik. Hal-hal mendasar seperti membersihkan gigi setelah minum susu atau makan sudah diketahui jauh sebelum gigi ananda tumbuh. Namun, muncul pertanyaan, pentingkah membawanya ke dokter gigi? Kapan harus dibawa, bila itu penting?

Dari beberapa sumber yang ditemukan, terutama dari halaman iosc, The Implant and Oral Surgery Centre, disebutkan bahwa pemeriksaan oleh ahli gigi sangatlah penting dan untuk pengenalan pertama ke dokter gigi harus sudah dimulai saat anak usia 1 tahun. Paling bagus langsung ke dokter gigi khusus anak-anak. Mengapa penting, karena dengan membawa anak ke dokter gigi, anak akan dibiasakan untuk berani berhadapan dengan dokter gigi. Muncul ketakutan-ketakutan pada anak terhadap dokter, terutama dokter gigi. Lah gimana gak takut, wong ditakuti-takuti terus. Ayo makan! Kalau gak nanti dicabut giginya, nanti disuntik, dan beberapa ancaman yang menakutkan lainnya. Dengan dibawa ke dokter gigi sedini mungkin, anak akan terkondisi dengan aktivitas pemeriksaan gigi. Jangan pula di rumah sebelum pergi ke dokter gigi anak malah ditakut-takuti terlebih dahulu

Selain itu, pemeriksaan menyeluruh akan sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut anak di masa mendatang. Menurut halaman tersebut, sekitar 40%-50% anak akan mengalami kerusakan gigi sebelum usia mereka 5 tahun. Padahal gigi permanen baru akan muncul sekitar usia 6 tahun. Tentu hal ini akan berdampak bagi estetika, minimal, mulut anak saat dewasa kelak. Karena seperti diketahui bahwa salah satu fungsi gigi susu adalah pemandu bagi gigi permanen untuk tumbuh sesuai jalurnya atau terlihat rapi. Gigi yang rapi, menurut saya, akan menambah cantik atau gantengnya seseorang :D

Kunjungan ke dokter gigi tentu saja juga akan mengurangi angka kesakitan gigi dan mulut pada anak. Gak usah jauh-jauh deh, keponakan saya hampir setiap bulan mengeluhkan sakit gigi karena pulpitis (radang pada pulpa gigi). Sudah sering dibawa ke dokter gigi, sarannya biar saja tanggal sendiri. Nah, bukankah sakit gigi itu lebih dari sakit hati ya kata orang? Kata orang lho, saya alhamdulillah gak pernah sakit gigi seumur-umur, semoga gak akan pernah :D

Ada pula manfaat yang lain adalah anak akan tahu hal-hal apa saja yang bisa membuat gigi dan mulut mereka tetap sehat. Ya, kalau dengan orang tua paling hanya akan diberi tahu bahwa harus gosok gigi 2x sehari, cuma cara menggosok gigi yang benar, orangtua belum tentu paham. Perilaku mengedot, ngempeng, atau makanan yang bisa merusak gigi, saya yakin kalau disampaikan oleh orang yang anak merasa bahwa oo, dokter gigi lebih paham nih soal gigi dan mulut, pasti akan didengarkan.

Kalau sudah dimulai sedini mungkin, sejak anak usia 1 tahun, maka ketika anak sudah paham dan harus bisa menggosok gigi dan merawat giginya saat usia 2.5-3 tahun, gak ada lagi tuh yang namanya paksaan-paksaan. Gigi ananda terawat, sehat dan menambah kecantikan/kegantengan mereka. :)

No comments:

Post a Comment